ISTRI mana yang rela suaminya terancam? Setelah dijadikan tersangka dan ditangkap atas kasus penyuapan PT Salmah Arowana Lestari, istri Susno Duadji, Herawati, berupaya membebaskan sang suami dengan menulis surat terbuka kepada Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Dalam surat yang terdiri dari 8 paragraf setebal dua halaman, Herawati meminta Ibu Negara memengaruhi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mengambil alih kasus yang menimpa mantan Kabareskrim Polri itu. “Ibu Hajah Ani SBY yang saya hormati, saya beserta keluarga besar Susno Duadji memohon kiranya dapat membantu saya dan keluarga. Saya merasa yakin bahwa Presiden SBY tetap serius memiliki komitmen memberantas korupsi.
Saya berharap Bapak Presiden SBY dapat berkenan turun tangan selaku panglima tertinggi Polri dan TNI untuk mengambil alih penanganan kasus yang menimpa suami saya,”ujar Herawati, membacakan suratnya di kediamannya di Puri Cinere, Jalan Cibodas 1 No 7,Cinere,Depok,kemarin. Dalam jumpa pers tersebut, Herawati didampingi salah seorang anggota tim pengacara, Efran Helmi Juni, dan juru bicara keluarga besar Susno, Husni Maderi.
Surat terbuka itu kemarin langsung diantarkan Herawati dengan ditemani dua anaknya,Diliana Ermaningtias dan Indira Tantri Maharani,ke Sekretariat Negara. Herawati mengaku, tidak mengirimkan surat tersebut langsung ke Ibu Negara dengan alasan etika dan kepatutan. “Terlalu jauh jaraknya (seorang istri polisi untuk menghadap langsung Ibu Negara),”tuturnya.
Herawati mengungkapkan,keluarga meminta Presiden SBY mengambil alih penanganan kasus Susno karena penanganan yang dilakukan Mabes Polri sewenang- wenang dan bertentangan dengan amanah Presiden yang mendorong pemberantasan korupsi. Menurut Herawati,perilaku sewenang-wenang tergambar dari perilaku beberapa elite di institusi Polri yang berusaha “menghancurkan” kehidupan keluarganya.
Yang membuat Herawati prihatin, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri membiarkan pelanggaran HAM oleh anak buahnya terhadap suaminya dan menghilangkan hak-haknya sebagai warga negara.“Padahal,suami saya sudah rela berkorban dicopot dari jabatannya selaku Kabareskrim Mabes Polri walaupun suami saya tidak memiliki kaitan tanggung jawab langsung dengan penanganan kasus Bibit-Chandra.
Suami saya sudah diperiksa Itwasum dan disidang oleh PN Jaksel dan dinyatakan bahwa suami saya tidak bersalah,”imbuhnya. Herawati juga menegaskan, penangkapan terhadap suaminya tersebut merupakan rekayasa. Dikatakan, polisi menangkap dan menjadikan suaminya sebagai tersangka tanpa ada bukti yang kuat dan hanya berdasarkan keterangan saksi yang direkayasa.
“PPATK sudah menyelidiki rekening Susno Duadji sesuai permintaan Mabes Polri dan menyatakan bahwa harta kekayaan suami saya termasuk rekeningnya tidak ada penyimpangan. Kesimpulan tersebut disampaikan Kamis 15 April 2010. Seharusnya, sejak hari itu sudah tidak ada lagi kecurigaan atau tuduhan negatif terhadap harta kekayaan suami saya,”tegasnya.
Dia kemudian menuturkan, suaminya sudah mengabdikan diri kepada bangsa dengan menjalan tugasnya di institusi Polri dengan sebaik mungkin. Suaminya juga sudah menjalankan amanah Presiden untuk memberantas korupsi, antara lain dalam kasus Robert Tantular yang berhasil menyelamatkan triliunan rupiah uang negara.
Malam harinya Herawati bersama sejumlah anggota keluarga sempat menjenguk sang suami di Gedung Bareskrim Mabes Polri. Kepada wartawan Herawati mengatakan, kedatangan mereka hanya untuk menjenguk Susno dan membawa perlengkapan salat. Di tempat yang sama, Herawati juga berkesempatan menerima penghargaan Top News Maker dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya mewakili suaminya. (a fajrihidayat/ m marzuki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkam menuangkan komentar anda dalam bahasa yang sopan dan mudah dipahami. terimakasih
GOD BLESS YOU