
Seperti apa proyeksi untuk 2009?
| Friday, 09 January 2009 | |
| Semua negara melakukan revisi pertumbuhan dan turunnya sangat drastis. Singapura dari 7%,sekarang menjadi -2%. Kita pada 2009, meski di APBN menyebutkan 6%,range-nya antara 4,5–5,5%,dengan titik tengah 5%.Ada yang mengatakan 5% itu optimistis.Kalau pengamat lebih pesimistis, mereka bicara antara 3,5–4%. Tidak Boleh Pesimistis, tapi Jangan “Unrealistic” Sri Mulyani Indrawati,salah seorang perempuan Indonesia yang patut diacungi jempol.Selama duduk di pemerintahan, berbagai penghargaan,baik nasional maupun internasional diraihnya. Ani— begitu dia biasa disapa–– masuk dalam 100 perempuan paling berpengaruh di dunia versi majalah Forbes (2008).Dia juga dianugerahi penghargaan sebagai menteri keuangan terbaik di Asia versi majalah Emerging Market (2006 dan 2008). Selama dua tahun berturutturut (2007 dan 2008), mantan Executive Director IMF ini meraih penghargaan People of The Year (POTY) versi koran SINDO.Berikut petikan wawancara SINDO dengan Sri Mulyani seusai penyerahan trofi POTY di kantornya kemarin. Bagaimana pandangan Anda mengenai perekonomian Indonesia 2008? Tahun lalu memberi banyak pelajaran.Beberapa komoditas harganya naik tinggi, kemudian jatuh. Padahal,komoditas ini memengaruhi masyarakat dan bujet secara luas.Dalam me-manage ini,kita mendapatkan cobaan yang tidak mudah. Kalau dilihat harga minyak begitu tinggi hingga September,dan pemerintah terpaksa menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) lagi pada Mei lalu,maka itu keputusan sangat berat.Keputusan yang sangat tidak menyenangkan secara politik, meski itu suatu keharusan. Hingga Agustus,semua pihak membayangkan harga minyak akan naik terus. Bahkan,kita membayangkan akan naik sampai USD200 per barel,oleh pengamat ekonomi,pengamat energi, hingga badan internasional yang berpengaruh.Tapi kemudian terjadi krisis ekonomi dunia,menimbulkan sentimen.Harga saham kita turun 50%. Kendati sama dengan regional, kondisi itu membuat para investor shock. Jangan lupa,pemerintah, termasuk saya sebagai menteri keuangan,dalam membangun ekonomi bukan hanya di dalam pilar yang kelihatan,melainkan juga membangun pasar,seperti obligasi atau saham.Untuk itu,harus ada confidence,ada harapan yang baik. Bagaimana dengan sektor riil? Sebenarnya secara sektor riil,aktivitas ekonomi luar biasa kuat.Penerimaan pajak menggambarkan hal itu.PPN (pajak pertambahan nilai) kita bagus ,PPh (pajak penghasilan) kita meningkat, tentu juga karena ada sunset policyyang menambah upaya kita.Tampaknya,masyarakat juga mulai menerima pajak sebagai bagian dari kehidupan kita sebagai warga negara. Berbicara demokrasi tanpa membayar pajak,itu omong kosong.Masyarakat harus berdemokrasi, mempunyai hak untuk memilih,mengkritik pemimpinnya,tapi yaharus bayar pajak. Untuk 2008, pertumbuhan hingga kuartal III sangat bagus.Kuartal IV melihat dari tren pajaknya, memang mengalami pelemahan. Mungkin pertumbuhannya akan muncul antara 5,8–5,9% pada kuartal IV.Untuk seluruh tahun,paling tidak 6,1–6,2%.Inflasi juga menunjukkan penurunan, karena beberapa harga komoditas turun,BBM turun. Kita berharap penurunannya jauh lebih cepat. Jadi, penerimaan pajak kita sangat bagus.Selain karena aktivitas perekonomian yang bagus, pembenahan yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak,reformasi yang kita lakukan, ekstensifikasi-intensifikasi, juga disebabkan kesadaran masyarakat mulai lebih baik. Ini memberikan banyak sekali kontribusi bagi penerimaan pajak.Modal ini akan kita pakai pada 2009. Tapi nggakapa-apa,kalau pengamat kanbiasanya down trendyang dilihat.Sementara pemerintah,sebagai pengelola,tidak boleh terlalu pesimistis,tetapi jangan juga unrealistic. Jadi kita ada di tengah,5%.Ada faktor yang bisa membuat kita dekat 5%, yaitu 70% kontribusinya dari aktivitas konsumsi masyarakat. Dengan harga turun,suku bunga turun, maka daya beli masyarakat terjaga,terutama masyarakat menengah-bawah.Pemerintah juga memberikan banyak sekali program, seperti BLT dan PNPM. Masyarakat yang kelompok menengah atas memang agak terkena, karena shock capital market turun 50%,sehingga mereka tiba merasa kadang miskin. Ada juga kasus-kasus Sarijaya,Antaboga,yang membuat mereka agak terganggu.Itu mengganggu persepsi. Namun,kelompok masyarakat mayoritas, pegawai negeri, TNI, Polri,itu daya belinya terjaga karena inflasinya turun tajam. Harga BBM turun beberapa kali, suku bunga turun,sehingga mereka mempunyai likuiditas memadai.Itu kita harapkan dapat menyumbangkan pertumbuhan antara 4,5–5%,khususnya dari tingkat konsumsi. Bagaimana dengan faktor lain di luar konsumsi? Yang menjadi pertaruhan kita,ekspor.Ekspor ini akan terkena karena semua sudah menurunkan proyeksi ekonominya sangat tajam. Eropa,Jepang,Amerika AS, dan China menurunkan proyeksi ekonomi. Ekspor memang kita diprediksi turun,termasuk yang berhubungan dengan Asia. Padahal,Asia selama ini dianggap sebagai harapan untuk menetralkan penurunan di AS.China juga mengalami kesulitan menjaga pertumbuhannya di atas 7%.Kita antisipasi hal itu.Ekspor jelas mengalami penurunan tajam.Kalau selama ini sekitar 9–10%, mungkin bisa hanya separuh atau bahkan di bawah itu. Investasi,ada di tengahtengah. Kalau daya beli bagus,suku bunga turun, momentum pertumbuhan ekonomi bagus,masih bisa menciptakan momentum. Namun,para pengusaha juga berkonsolidasi.Mungkin hanya beberapa sektor. Pada 2009,faktor positifnya ada pemilu yang mengakibatkan likuiditas meningkat. Belanja iklan akan naik karena kandidat banyak beriklan dan sosialisasi. Mungkin,pada 2009 bisnis masih cukup bagus, terutama basis-basis yang berhubungan dengan telekomunikasi, media massa, perhotelan,dan lainnya. Dengan pertumbuhan ekonomi hanya 5%, bukankah penyerapan tenaga kerja terbatas? Agustus 2008 adalah angka terbaik.Dalam arti, tingkat pengangguran terendah dari semenjak krisis karena hanya 8,4%.Secara regional,kita agak tinggi, karena negara-negara sekitar tingkat penganggurannya di kisaran 3–4%.Tapi bagaimanapun, ini terendah jika dilihat dari sisi historis. Pertaruhannya, kita ingin turun atau paling tidak,bisa tetap. Tenaga kerja baru yang masuk ke pasar sekitar 2 juta orang per tahun.Artinya,kita butuh sekurangnya pertumbuhan 4% untuk menyerap yang itu saja. Kalau tambah 1%,berarti untuk menyerap tenaga kerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).Kalau seluruh stimulasi pemerintah, terutama yang padat karya terjadi,kita bisa menjaga tingkat pengangguran pada level 8,4%.Itu bertahan di 2008.Status quodi situ sudah cukup baik. Seberapa besar dampak stimulus ekonomi yang dianggarkan Rp50 triliun? Tergantung variasi ekspektasi pelaku usaha. Ada beberapa faktor.Di satu sisi,ongkos produksi menurun karena adanya penurunan BBM dan faktor-faktor lain,tapi pendapatan dunia usaha juga turun karena adanya penurunan harga beberapa komoditas.Yang paling mengkhawatirkan, adalah kalau turunnya karena permintaan jatuh. Itu berarti menggambarkan aktivitas ekonomi yang melemah. Kemungkinan itu, walaupun ada,para pengusaha masih melihat mengganggu atau tidak. Jadi,angka Rp50 triliun, ada Rp12,5 triliun stimulus yang sudah diberikan, munculnya lebih berupa struktur ongkos,maupun dari sisi permintaan yaitu pada upaya meningkatkan daya beli.Itu mungkin bisa menjaga pertumbuhan ekonomi pada level antara 4–4,5%.Sisanya dari sektor swasta. Pemilu bikin konsentrasi pemerintah terpecah.Bagaimana Anda menanggapinya? Untuk 2009,jika bicara program utama,sudah jalan. Beberapa di antaranya bukan program baru.Pemerintah tidak punya program khusus di tahun pemilu.Yang ada, program yang sudah dirintis 2–3 tahun terakhir,seperti PNPM atau KUR (kredit usaha rakyat).Untuk BBM, lebih bergantung pada Pertamina. Jadi dari sisi konsentrasi kebijakan pemerintah,pertamaadalah menjaga keseimbangan sisi ekonomi agar sektor riil bisa tetap jalan,stabilitasnya bisa terjaga.Ini yang paling penting.Itu lebih banyak merupakan interaksi antara Bank Indonesia dan Depkeu. Kalau menteri-menteri di sektor riil,yang mungkin banyak merupakan anggota parpol,mereka barangkali tetap membagi konsentrasinya. Bagaimanapun, kalau mereka mau aktivitas politik,kanmereka ditanya kiprahnya saat jadi menteri. Jadi,mereka punya insentif untuk meningkatkan kinerja.Justru banyak menteri ingin mengatakan berhasil di bidangnya, sehingga pantas untuk berpolitik.Ini kanmotivasi bagus.(*) |




