Rabu, 31 Maret 2010

Tak Sengaja, Satgas Pergoki Gayus di Orchard Road

Rabu, 31 Maret 2010 | 08:07 WIB
KOMPAS.COM/HERU MARGIANTO
Suasana Orchard Road
JAKARTA, KOMPAS.com — Siapa yang menyangka kalau kembalinya pegawai Direktorat Jenderal Pajak, Gayus Tambunan, dari pelariannya di Singapura berawal dari suatu kebetulan?
Anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum memang sudah berada di negeri itu untuk memburu sang buronan. Namun, pertemuan antara Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana yang ditemani Mas Achmad Santosa dengan Gayus bukan sesuatu yang dirancang sejak awal.
Menurut Denny, ketika sedang makan malam di Asian Food Mall, Lucky Plaza, Orchard Road, Singapura, sekitar pukul 20.30 (waktu Singapura), secara kebetulan mereka melihat Gayus yang juga akan makan malam di tempat yang sama.  "Tim Satgas segera menghubungi Kabareskrim Polri Komjen Ito Sumardi yang sudah lebih dulu tiba di Singapura, memberitahukan keberadaan Gayus," kata Denny.

Denny mengatakan, melalui dialog sekitar dua jam, akhirnya Gayus berhasil diyakinkan bahwa pilihan kembali ke Tanah Air adalah pilihan terbaik daripada terus-menerus bersembunyi di Singapura.

Sekitar pukul 22.30, anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum serta Kombes M Iriawan mengantarkan Gayus Tambunan kembali ke Hotel Mandarin Meritus kamar 2105 tempat mereka bermalam selama ini. Di sana mereka pun berunding dengan istri Gayus, Milana Anggraeni. Setelah Milana juga berhasil diyakinkan, Iriawan dan Gayus bertemu Kabareskrim.

Staf Konjen RI di Singapura dan pejabat kepolisian Singapura hadir juga dalam pertemuan itu untuk mempersiapkan dokumen keimigrasian agar yang bersangkutan dapat kembali ke Indonesia. "Persiapan dokumen imigrasi tersebut perlu dilakukan karena paspor yang digunakan Gayus telah dicabut," katanya.

Gayus Tidak Ditangkap di Singapura Rabu, 31 Maret 2010 | 07:47 WIB

SHUTTERSTOCK
Merlion, ikon Singapura.
JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Divisi Humas Polri Irjen Edward Aritonang mengatakan, tidak mungkin bagi tim Mabes Polri menangkap buronan Gayus Tambunan di Singapura karena kepolisian negara lain juga tidak berwenang melakukan hal itu di Singapura.
"Saya sendiri kaget mendengar informasi Polri menangkap Gayus Tambunan di Singapura. Ini tidak logis dan tidak masuk akal," kata Edward Aritonang di Jakarta, Rabu (31/3/2010) pagi.
Dia mengatakan, hingga kini Mabes Polri belum menerima informasi penangkapan Gayus dari tim penyidik yang sedang berada di Singapura dan Batam. Menurut dia, kemungkinan yang terjadi adalah tim penyidik Polri sedang berkomunikasi dengan Gayus atau dengan keluarganya agar pegawai Direktorat Jenderal Pajak tersebut dapat pulang ke Indonesia guna menjalani proses hukum.
Selain itu, kata Aritonang, yang bisa terjadi adalah Pemerintah Singapura tidak mengizinkan lagi kepada Gayus untuk tinggal di negara itu karena paspornya sudah diblokir oleh Direktorat Jenderal Imigrasi sehingga dia tidak lagi memiliki paspor yang berlaku untuk keluar dari Singapura. "Dia hanya bisa keluar dari Singapura dengan mernggunakan surat perjalanan laksana paspor (SPLP) yang hanya berlaku sekali ke negara asal," katanya.
Arahkan
Menurut Aritonang, jika kemungkinan itu yang sedang terjadi di Singapura, tim penyidik Polri sedang mengarahkan Gayus untuk masuk ke pesawat Indonesia agar dapat ditangkap. "Secara hukum, Polri hanya berhak menangkap seseorang yang sedang berada di wilayah Indonesia. Kalau berada di pesawat Indonesia,  dia dapat ditangkap," katanya
Edward menggambarkan peristiwa saat mantan Kabarekrim Polri Komjen Susno Duadji hanya bisa bertemu buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Anggoro Widjojo tanpa dapat menangkapnya di Singapura. "Pak Susno sendiri saat itu tidak bisa menangkapnya karena di luar wilayah yurisdiksi Polri, maka tim Polri saat ini pun tidak mungkin menangkap langsung Gayus di Singapura," katanya.
Pegawai Direktorat Jenderal Pajak, Gayus Tambunan, menjadi buronan kasus kepemilikan rekening mencurigakan Rp 25 miliar, padahal dia hanya pegawai negeri sipil golongan IIIA. Gayus kabur ke Singapura setelah terlebih dahulu menguras isi rekeningnya dengan mentransfer ke sejumlah rekening penampungan.

Kejaksaan: Kasus Gayus Jelas Korupsi

JAKARTA, KOMPAS.com — Jaksa Agung Hendarman Supandji mengatakan, pihaknya sudah menerima 2 laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan terkait rekening pegawai Ditjen Pajak, Gayus H Tambunan, pada bulan Maret dan Agustus 2009.

Laporan itu diteruskan ke Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum dan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus. Analisis yang dilakukan Jampidsus terhadap laporan tersebut menunjukkan indikasi tindak pidana korupsi.

Namun, kenyataannya, dalam kasus yang bergulir hingga putusan, Gayus hanya dijerat atas tuduhan penggelapan dan money laundering Rp 395 juta. "Analisis Jampidsus ada tindak pidana korupsi. Dari Jampidsus diserahkan ke penyidik Mabes Polri. Mabes mengatakan, hal itu, termasuk korupsi, akan ditangani oleh Mabes. Namun dari hasil eksaminasi, penggelapan dan money laundering saja. Predikat crime, seharusnya korupsi," ujar Hendarman di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (31/3/2010).

Secara terpisah, Jampidsus Marwan Effendy mengungkapkan bahwa ia sebelumnya tak mengetahui adanya kasus Gayus. Jika dalam Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) ada indikasi korupsi, maka seharusnya hal ini dikoordinasikan dengan Pidsus. "Tapi ini tidak, inilah kelalaiannya. Jelas-jelas korupsi itu. Inikan uang dari berbagai perusahaan, bukan hanya Andi Kosasih. Bisa saja ini pungutan liar, pemerasan, atau uang terima kasih. Gratifikasi kan korupsi juga," kata Marwan.

Oleh karena itu, Marwan menambahkan bahwa ia sudah berpesan pada bagian pidana umum untuk melibatkan jaksa Pidsus jika dalam SPDP mencantumkan pasal korupsi. "Kalau ada indikasi korupsi, Pidsus akan ambil alih," katanya.

Gayus, Selamat Datang di Tanah Air!

JAKARTA, KOMPAS.com — Pegawai Direktorat Jenderal Pajak, Gayus Tambunan, yang melarikan diri ke Singapura berhasil ditangkap di Hotel Mandarin Meritus di Orchad Road, Singapura, dan akan diterbangkan ke Jakarta melalui Bandara Changi, Singapura, Rabu (31/3/2010) siang.
   
Menurut Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana di Singapura, Rabu dini hari, Gayus ditangkap oleh tim gabungan dari Mabes Polri dan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum di Hotel Mandarin Meritus di Orchard Road, Singapura, Selasa (30/3/2010) malam.
   
Ia menjelaskan, tim Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, yakni Denny Indrayana dan Mas Achmad Santosa, ketika sedang makan malam di Asian Food Mall, Lucky Plaza, Orchard Road, Singapura, sekitar pukul 20.30 (waktu Singapura), secara kebetulan melihat Gayus Tambunan yang juga akan makan malam di tempat yang sama.
   
"Tim Satgas segera menghubungi Kabareskrim Polri Komjen Ito Sumardi yang sudah lebih dulu tiba di Singapura, memberitahukan keberadaan Gayus," kata Denny Indrayana. 
   
Dikatakannya, anggota Satgas dan Kombes M Iriawan dari Mabes Polri membujuk serta meyakinkan Gayus untuk bersikap kooperatif agar mau kembali ke Tanah Air menghadapi proses hukum.
   
Melalui dialog sekitar dua jam, katanya, akhirnya Gayus berhasil diyakinkan bahwa pilihan kembali ke Tanah Air adalah pilihan terbaik daripada terus-menerus bersembunyi di Singapura.
   
Sekitar pukul 22.30, anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum serta Kombes M Iriawan mengantarkan Gayus Tambunan kembali ke Hotel Mandarin Meritus kamar 2105 untuk berunding dengan istrinya, Milana Anggraeni, yang mendampingi Gayus di Singapura.
   
Setelah istri Gayus juga berhasil diyakinkan, katanya, anggota Satgas, Kombes M Iriawan, dan Gayus bertemu Kabareskrim.
Staf Konjen RI di Singapura dan pejabat kepolisian Singapura hadir juga dalam pertemuan itu untuk mempersiapkan dokumen keimigrasian agar yang bersangkutan dapat kembali ke Indonesia. "Persiapan dokumen imigrasi tersebut perlu dilakukan karena paspor yang digunakan Gayus telah dicabut," katanya.
   
Dalam pertemuan tersebut, Kabareskrim dan anggota Satgas kembali meyakinkan Gayus untuk kembali ke Indonesia menghadapi proses hukum.
   
Gayus direncanakan diterbangkan menggunakan pesawat komersial dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Rabu siang, melalui terminal kedatangan luar negeri.